Menyiapkan Anak Untuk Siaga Bencana

Menyiapkan Anak Untuk Siaga Bencana

Nah jadi, dalam perjalanan saya selama ini mengelola program bencana, saya menemukan sebuah hal yang penting dan ini sering dilupakan. Jika dalam bencana, pertanyaaannya selalu : bagaimana kalau ada gempa? bagaimana kalau ada kebakaran? dll

Nah ternyata respon seseorang saat ada bencana, tergantung dari bagaimana seseorang itu dapat menguasai dirinya. Maka sebelum kita belajar tindakan yang diambil saat gempa, kita harus mendidik anak untuk bisa mengendalikan dirinya.

Oke kita mulai yaaa… coba jawab pertanyaan-pertanyaan ini :

    1. Apakah kita mendidik anak untuk berani dan bisa mengambil keputusan?
    2. contoh paling gampang “memilih baju yang sesuai keinginan”
    3. Seberapa akrab dengan gelap?
    4. Apa respon ayah dan ibunya terhadap gelap?
    5. Ayah atau ibunya berani atau takut dalam gelap?
    6. Jika mati lampu tiba2 apa respon ayah atau ibunya?
    7. Persepsi apa yang kita tanamkan pada anak tentang gelap?
    8. Sudahkah kita membuat anak mengenali detail rumahnya?
    9. Darimana saja ia bisa keluar masuk?

Selanjutnya mari kita lihat, sudahkah kita mengkondisikan Rumah kita sebagai rumah yang aman?
a. Adakah sudut runcing?
b. Adakah kabel2 terjulur tak beraturan?
c. Alat listrik sudah diamankan?
d. Benda tajam dan panas sudah disimpan di tempat yang tak mudah dijangkau anak?
e. Adakah benda-benda lain yang sekiranya membahayakan?
f. Adakah benda-benda yang menghalangi jalan keluar? (kardus di depan pintu dll)

Nah selain itu, cek juga apakah struktur bangunan rumah kita baik, adakah benda2 yang mudah jatuh jika ada gempa dll
bagaimana kemampuan motorik anak2? bagaimana kemampuan melompat, Memanjat, berlari, merangkak dll anak-anak?

Pertanyaan-pertanyaan di atas, coba dijawab masing-masing ya…

Apakah kita mendidik anak untuk berani dan bisa mengambil keputusan? contoh paling gampang “memilih baju yang sesuai keinginan”
Kenapa? karena keputusan-keputusan saat darurat itu diambil dengan cepat, orang yang biasa mengambil keputusan akan bisa bertindak lebih baik. Keputusan cepat ini diambil berdasarkan apa yang telah terprogram lewat latihan berulang dan juga kemampuan dalam mengambil keputusan. Latihan berulang nanti kita bahas, sekarang bagaimana kemampuan anak dalam mengambil keputusan? Seberapa Sering kita stimulasi? Memilihan baju? Memilih buku? Memilih main apa? Memilih liburan apa? Memilih jalan pulang? dll

Respon anak terhadap gelap ini akan mempengaruhi respon anak saat bencana terjadi. kenapa? karena ketika bencana terjadi, biasanya diikuti matinya lampu. Keadaan akan gelap gulita. Maka respon anak terhadap gelap menjadi penting. Ia tetap tenang saat gelap. Untuk itu, penting untuk membiasakan anak dalam gelap. Caranya, dengan membuat aktivitas menyenangkan saat gelap. Bermain tak umpet dalam gelap, main bayangan dalam gelap dll

Selain itu, anak perlu tahu dimana letak senter. Simpan senter atau lampu emergency di tempat yang mudah diakses anak. sehingga ketika kondisi gelap gulita, senter bisa segera ditemukan.
Kondisi ini juga berhubungan dengan bagaimana anak bertahan hidup dalam kondisi minimalis (tanpa lampu, tanpa AC dll) dan juga tidur di tempat yang tak nyaman.
Ini penting karena ini akan mempengaruhi kemapuan dia dalam meloloskan diri saat kondisi darurat terjadi

– Ajari mereka untuk mengenali 2 jalur keluar dari setiap ruangan (misal pintu dan jendela)
– Ajari mereka dimana tempat aman untuk berkumpul setelah keluar dari rumah. Yang perlu ditegaskan ialah, tempat aman itu Keluar Rumah. Tempat aman ini Tidak Ke Loteng, Tidak Ke Kamar Mandi, Tidak Ke Lantai Atas. tapi keluar rumah.
Ciri-ciri tempat aman
– Jauh dari bahaya (rumah yang terbakar, bangunan, dll)
– Lapang
– Bisa diakses jika perlu evakuasi

Kita bisa mengajak mereka eksplorasi langsung. Ajak mereka mengenal setiap sudut rumah dan lingkungannya.

Selanjutnya ialah sudahkah kita mengkondisikan Rumah kita sebagai rumah yang aman?

  1. Adakah sudut runcing
  2. Adakah kabel2 terjulur tak beraturan?
  3.  Alat listrik sudah diamankan?
  4. Benda tajam dan panas sudah disimpan di tempat yang tak mudah dijangkau anak?
  5. Adakah benda-benda lain yang sekiranya membahayakan?
  6. Adakah benda-benda yang menghalangi jalan keluar? (kardus di depan pintu dll)
  7. Nah selain itu, cek juga apakah struktur bangunan rumah kita baik, adakah benda2 yang mudah jatuh jika ada gempa dll
    jika masih blm aman, perbaiki. Karena korban akibat gempa itu bukan diakibatkan oleh gempa, tapi bangunan dan benda-benda.

coba sekarang perhatikan rumah kita, Amankah?

Itu adalah kemampuan dasar yang perlu dimiliki setiap anak (lebih tepatnya semua orang)

Untuk teknik menyelamatkan diri saat gempa bisa diunduh poster dari BMKG di sini

Ayah dan bunda juga bisa baca buku saku siaga bencana dari BNPB. Bisa diunduh di sini

Kira-kira seperti itu ayah & bunda. kita bisa berdiskusi……

———

Tanya Jawab:

Tanya: Bagaimana mempersiapkan anak terhadap bencana untuk anak dg kebutuhan khusus?

Jawab: pertama, harus jelas dulu ABKnya apa. krn akan beda. penanganannya beda2. jika dibahas disini tidak akan cukup. intinya sih kita menyiapkan rumah yang bisa mudah dilewati oleh ABK, Anak autis itu sangat SOP. Bisa dilatih bu. Kita bahas di lain kesempatan ya. Akan sangat detail soalnya.
Tanya: Saya ingin bertanya, apakah mengenalkan anak api di usia 7tahun terlalu bahaya?
Jadi gini terkadang saat saya sedang repot, saya minta anak saya mematikan kompor gas,atau pernah juga saya minta masak air.
Tapi tetap dlm pantauan.

Jawab: 7 tahun sudah bisa mematikan kompor bu. asal dia belajar awalnya dilatih.
untuk masak air, jika hanya menyalakan kompor dan mematikan saat mendidih bisa dilatih di 7 tahun. tapi jika menuangkan air panas, lebih baik tidak

Tanya: Untuk anak anak yg masih dibawah 7 tahun, sampai dimana batasan kita dalam memberi mereka keleluasaan dalam mengambil keputusan atau membuat pilihan?
Jawab: pilih baju yang disuka, pilih mainan yang ingin dimainkan, memilih arah jalan, memilih beraktivitas apa dll

Tanya: Latihan berulang dalam mengambil keputusan itu seperti apa ya contohnya..

Jawab: latihan berulan itu maksudnya kita terus mengulang secara periodik latihan2 penyelamatan. misal 6 bulan sekali, kalo dalam pengambilan keputusan, kita kasih dia peluan seluas mungkin dalam mengambil keputusan, jadi dia terbiasa dalam mengambil keputusan

Tanya: Mumpung ada para pakar anak2 nihhh.. 😁 .. mo nanya dong.. Ada pendapat yg bilang klo ngasi tau anak itu mesti pake kalimat yg positif .. ga boleh pake kata “jangan” .. soalnya klo di “jangan” in, anak2 malah bakal terdorong utk coba2.. sedangkan di konteks tanggap darurat kan kita mesti jg bilang kata “dilarang” Namun, ada jg yg bilang klo sbenarnya ga papa jg pake kata “jangan”, biar anak2 juga ngerti mana yg memang boleh en mana yg ga boleh.. Menurut kak Idzma gmn ya sebaiknya?

Jawab: larangan itu boleh bangeet. beberapa catatan dalam membuat larangan, yaitu
1. jelas apa larangannya
2. jelaskan kenapa dilarang
3. konsisten diterapkan

buat anak usia dini, terutama 4 tahun kebawah. larangan verbal itu ga efektif. jadi buat mereka ya kita kondisikan lingkungannya agar tak bahaya.
penjelasan kenapa dilarang juga harus “dijelaskan” dengan bahasa yang memiliki konteks. lebih enak dengan peragaan. misal jika kita ingin bilang tidak main di dapur karena ada kompor yang panas. anak harus kenal panas dulu. kenalkan lah panas dulu. bisa dengan anak menyentuh gelas berisi air panas. sentuh luarnya ya.

biar anak merasakan, oh ini yang disebut panas.
sengatan panas itu akan anak ingat, oh itu kenapa ga boleh main api, sengatan panas yang ga bahaya ya, dulu ada teman saya yang ekstrim. mengenalkan anak langsungd engan api. akhirnya terbakar tangannya, gitu kira2

Tanya: jd kak ap hrus “dikenalkan” bahaya dlu?? misal jgn main kursi nnti jatuh, ap anak hrus ngerasain sakit dlu y??
Jawab: anak pasti jatuh hi hi hi, gini, jika melarang, maka berikan alternatif. Misal, jika dia melompat di atas kursi yang bahaya. maka kita bisa ajak dia “kita melompatnya disini yuk” (di lantai), jadi apresiasi dia dulu : “wah kamu pasti senang sekali jika melompat. tapi itu berbahaya. bagaimana jika kita melompatnya disini”, gitu kira2

Materi KULWAP :
1. Materi KULWAP
2. Belajar Dalam Gelap

Ditulis oleh: Admin GIM
Kami adalah yayasan non profit yang bergerak di edukasi pemberian nutrisi bayi dan anak sejak lahir hingga usia 2 tahun