Tidak diragukan lagi air susu ibu (ASI) memang mampu melindungi bayi kita dari berbagai penyakit infeksi dan alergi. Banyak penelitian di berbagai negara maju maupun negara berkembang telah memberikan bukti kuat bahwa ASI menurunkan angka kejadian maupun derajat berat berbagai penyakit infeksi, termasuk di antaranya diare, infeksi saluran napas, otitis media (infeksi telinga tengah), infeksi saluran kemih, meningitis bakteri (infeksi selaput otak karena bakteri) serta sepsis (infeksi berat di berbagai organ tubuh) pada bayi baru lahir. Penyakit alergi pada anak sebagian besar diawali oleh alergi terhadap makanan (susu). Susu sapi merupakan bahan dasar hampir semua susu formula bayi.
Faktor risiko alergi susu sapi di antaranya adalah faktor genetik dan pemberian dini protein susu sapi. Usia mulai timbulnya gejala alergi susu sapi berkorelasi dengan usia bayi dikenalkan dengan protein susu sapi. Di Indonesia dari bayi-bayi yang alergi terhadap protein susu sapi, terdapat sebanyak hampir 20% juga alergi terhadap protein kedelai. Sehingga susu kedelai tidak selalu bisa mengatasi kebutuhan bayi yang alergi terhadap susu sapi. ASI tetap merupakan jawabannya.
Namun, bagaimana sebenarnya ASI bekerja untuk melindung bayi kita terhadap berbagai penyakit tersebut? Secara umum ASI mengandung semua kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal, termasuk pertumbuhan dan perkembangan sistem kekebalan tubuh dan mukosa saluran cerna. Secara khusus ASI bekerja melalui 2 cara, yaitu:
1. Bekerja secara lokal pada saluran cerna (tempat di mana berbagai kuman dan protein asing masuk melalui makanan/minuman yang diberikan pada bayi kita)
2. Bekerja secara sistemik (di seluruh tubuh bayi) karena kandungan ASI yang kaya akan berbagai zat kekebalan tubuh yang bekerja secara langsung maupun tak langsung.
Bekerja secara lokal, pada saluran cerna bayi
Saluran cerna bayi baru lahir normal adalah steril, bebas kuman. Saluran cerna bayi baru lahir masih imatur dengan daya proteksi yang belum berkembang. Ikatan antar sel di lapisan terluar (mukosa) usus membutuhkan waktu beberapa minggu untuk menjadi matur dan tertutup hingga mampu menghalangi masuknya protein asing dan kuman penyakit. Lalu, mengapa dan bagaimana ASI dapat mengatasi hal ini dan menurunkan kejadian infeksi dan penyakit alergi?
1. Lapisan terluar usus bayi baru lahir (mukosa) masih seperti saringan yang mudah bocor. Kebocoran usus pada bayi yang mendapat ASI eksklusif menurun lebih cepat daripada bayi yang diberi susu formula, hingga ia terlindung dari berbagai protein asing dan berbagai kuman lebih cepat daripada bayi susu formula.
2. ASI mengandung antibodi khusus, yaitu sIgA (secretory Immunoglobulin-A) yang mampu melapisi usus bayi baru lahir selagi permukaan (mukosa) usus masih imatur (mudah bocor dan rentan).
3. ASI menjaga pH saluran cerna tetap rendah, hingga bakteri baik, yang banyak membantu mencerna zat makanan, yaitu Lactobacillus bifidus banyak bertumbuh, sementara bakteri jahat tidak dapat hidup.
4. Oligosakarida yang banyak terdapat pada ASI menghalangi melekatnya bakteri pada saluran cerna
5. Insulin banyak terkandung dalam ASI (susu formula mengandung amat sedikit insulin) membantu proses maturasi saluran cerna bayi.
Bekerja secara sistemik (di seluruh tubuh bayi)
Ada begitu banyak zat yang terkandung dalam ASI yang memiliki efek protektif baik secara langsung maupun tidak langsung. Berikut adalah beberapa dari zat-zat tersebut yang peran protektifnya menonjol:
1. Sel darah putih. ASI amat kaya dengan sel darah putih atau leukosit, terutama pada kolostrum. Kumpulan sel darah putih adalah pasukan siap tempur yang amat protektif, mempunyai kemampuan membunuh kuman secara langsung maupun tidak langsung.
2. Antibodi atau Imonoglobulin utama yang terdapat pada ASI adalah IgA. IgA, IgE dan IgM. Jumlah imonoglobulin terbanyak pada kolostrum, seiring dengan waktu persentase imonoglobulin menurun, tetapi karena produksi ASI meningkat maka total imonoglobulin yang diterima bayi realtif sama bahkan meningkat selama periode ASI eksklusif.
3. Perlindungan non-antibodi. Di antaranya adalah (1) Laktoferin menghalangi bakteri untuk mendapatkan zat besi dan menghambat berkembangbiaknya bakteri, (2) Laktoperoksidase yang membunuh bakteri streptokokus, (4) Sitokin dan kemokin yang mengaktivasi jaringan kekebalan tubuh secara menyeluruh.
4. Antiinflamasi dan komponen imunomodulator. Imunomodulator meningkatkan daya kerja dan kualitas respon kekebalan tubuh. Oleh karena hal inilah maka ASI memiliki efek perlindungan jangka panjang.
5. Berbagai enzim. Di antaranya adalah lisosom. Lisosom dapat bekerja secara aktif sebagai antibakteri, terutama terhadap bakteri gram positif.
Selain semua fakta di atas, bayi ASI masih memiliki beberapa keistimewaan lagi yaitu:
1. ASI memberikan perlindungan terhadap kuman-kuman sekitar bayi kita. Bila ada kuman baru yang masuk ke dalam tubuh ibu, maka zat anti yang dibentuk oleh tubuh ibu terhadap kuman tersebut akan ada dalam ASI dan diterima oleh bayi sehingga bayi akan kebal terhadap kuman tersebut.
2. Bayi yang mendapat ASI esklusif dapat memberikan respons vaksin (imunisasi) yang lebih baik dibandingkan bayi susu formula.
3. Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa timus (organ tempat pasukan pertahanan tubuh bayi disimpan dan dilatih) pada bayi ASI lebih besar dibanding bayi susu formula.
Jadi, kenapa ASI bisa melindungi bayi kita dari berbagai penyakit infeksi dan alergi? Jawabannya: through every path and in thousands of ways…
Penulis : dr. Fransisca Handy, Sp.A, IBCLC