Saudariku, ingatkan Anda sabda rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya? ” Rumah adalah sekolah pertama bagi anak.” Dan guru pertama dan paling utama dalam sekolah itu adalah Anda. Sungguh mulia bukan? Yah sangat mulia sekali. Sesudah Rasul memuliakan Anda dengan status Anda melalui hadistnya, “Surga berada di bawah telapak kaki ibu.”
Rasul kembali memuliakan Anda dengan mengatakan bahwa rumah Anda adalah sekolah bagi anak-anak Anda dan guru yang paling pertama dan utama di dalam sekolah itu adalah anak-anak Anda sendiri. Karenanya, sebagai seorang ibu alangkah bijaksananya apabila Anda mampu menjadi tauladan bagi anak-anak Anda, bagi suami dan juga kaum kerabat Anda. Kenapa? Tentu Anda memahami, bahwa peran seorang guru sangatlah penting sekali.
Guru adalah jendela, guru adalah pintu dan guru adalah gudang ilmu. Dengan jendela itu anak-anak melihat keindahan ajaran Islam, dengan pintu itu anak-anak akan melihat luasnya samudera kebijakan dan dengan gudang ilmu itu anak-anak akan belajar dan mengikuti apa yang kita lakukan dan katakan kepada mereka. Sedangkan, anak-anak Anda merupakan pewaris keturunan Anda. Anak-anak Anda adalah bagian dari masyarakat. Dalam konteks yang lebih luas, anak-anak Anda adalah aset dan penerus estafeta perjuangan berbangsa dan beragama. Lihatlah betapa pentingnya anak-anak Anda! Betapa pentingnya peran Anda dalam mendidik dan membesarkan mereka! Kelak, dipundak generasi-generasi muda Islam akan teremban amanah luhur yang sudah Allah sematkan sejak mereka masih dirahim Anda, amanah untuk menjadi seorang muslim sejati dan untuk menjadi generasi muda yang bisa menjadi penerus da’wah dan mampu membangun bangsa dengan ilmu yang dimilikinya.
Mari kita sama-sama merenung. Anggaplah kita adalah bayi-bayi yang baru terlahir dan kita mengetahui bahwa menyusui merupakan perintah Allah dan baik bagi kesehatan dan pertumbuhan kita, kemudian ibu-ibu kita tidak mau menyusui kita. Saya bertanya kepada Anda, anda Anda mengetahuinnya kira-kira apakah perbuatan ini merupakan keputusan yang tepat? Apakah sebuah taulada yang baik? Tentu bukan tauladan yang baik bukan? Saudariku, apabila kaum ibu tidak mau menyusui anak-anaknya, itu artinya ia tidak mau memberikan teladan yang baik kepada generasi-generasinya sendiri.
Ia tidak mau menjadi teladan yang baik untuk melaksanakan perintah Allah SWT, ia juga tidak mau menjadi teladan yang baik untuk menjalankan sesuatu yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi dirinya dan juga kesehatan anaknya. Dan betapa pentingnya menyusui anak itu. Bagaimana kata menyusui Allah ulang-ulang dalam ayat-ayat-Nya berikut ini.
“Para Ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan itu. “ (al-Baqarah : 233)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman :
“Diharamkan atas kamu (Mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudaramu-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu, saudara-saudara perempuan sesusuan.” (an-Nisa : 23)
Firman-Nya:
“Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusuinya sebelum itu.” (al-Qashas : 12)
Firman-Nya :
“Ingatlah pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusukan anaknya dari anak yang disusukannya.” (al-Hajj: 21)
Firman-Nya :
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada orang tuanya; ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya selama dua tahun.” (Lukman : 14)
Firman-Nya :
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu dan bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan.” (al-Ahqaaf ; 15)
Penulis: Mujahidin Nur |Penulis Bestseller buku “Naik Haji Jalan Kaki 5700 KM dari Bosnia”| facebook