Sumber nutrisi terbaik bagi bayi adalah ASI baik asi ibu kandung maupun asi donor alias dari ibu susu. Sesungguhnya penggunaan ASI donor ini tak sembarangan ada beberapa kondisi yg perlu diperhatikan.
Kapan ASI donor diperlukan
- Bayi prematue dengan kondisi ibu tak dapat menghasilkan ASI cukup untuk pertumbuhan bayinya dan memerlukan ASI yg difortifikasi jika berat bayi dibawah 2 kg
- Bayi dengan risiko alergi susu sapi sementara ibu mengalami penurunan produksi
- Bayi dengan gangguan imunitas
- Bayi dengan gangguan penyerapan nutrisi
- Bayi dengan short-gut syndrome
- Bayi yang memerlukan nutrisi tambahan pascaoperasi sementara ibu belum cukup produksinya
- Bayi dengan risiko necrotizing enterocolitis atau pasca kondisi tersebut dan ibu belum cukup produksinya
- Bayi sehat yang diadopsi dan ingin diberikan ASI
- Bayi yang perlu suplementasi karena mengalami gagal tumbuh
- Ibu meninggal dunia dan bayi hanya bisa meminum ASI
- Ibu yang mengalami pengangkatan kedua payudara
- Ibu yang didiagnosis mengalami Insufficient Glandular Tissue
Syarat untuk menjadi donor ASI, yakni:
- Kehamilan dan persalinan berlangsung tanpa komplikasi
- Pemeriksaan serologi negatif untuk sifilis, hepatitis B, CMV dan HIV
- Tidak memiliki infeksi akut atau kronik
- Tidak dalam pengobatan, merokok atau minum alkohol
- Mampu memerah dan menyimpan ASI sesuai standar
- Anak kandung yg disusui sehat
Pendonor ada baiknya melakukan hal-hal berikut:
- Donor melakukan pemeriksaan kesehatan bersama nakes
- Pemeriksaan laboratorium untuk serologi HIV-1 dan HIV-2, HTLV-1 dan HTLV-2,hepatitis B, hepatitis C, Sifilis
- Donor ASI yg sdh pernah mendonor sebelumnya akan diperlakukan seperti pendonor baru.
Beberapa hal tak diperkenankam untuk menjadi donor:
- Menerima transfusi darah dalam 12 bulan terakhir
- Menerima transplantasi organ dalam 12 bulan terakhir
- Mengonsumsi alkohol dalam waktu 24 jam
- Penggunaan teratur obat-obat yang dijual bebas di pasaran kecuali KB
- Menggunakan vitamin dosis tinggi dan sediaan herbal
- Vegetarian total tanpa suplemen tambahan dalam dietnya
- Menggunakan obat-obat terlarang
- Merokok
- Melakukan implan silikon payudara
- Riwayat sakit hepatitis, gangguan sistemik atau infeksi kronik seperti HIV, HTLV dan TB
Agar ASI yg akan didonorkan aman,ini yang mesti diperhatikan pendonor:
- Cuci tangan dengan sabun sebelum memerah,dan olesi puting dengan ASI
- Gunakan perah tangan tanpa alat untuk mengurangi risiko kontaminasi dari alat perah, namun jika lebih nyaman dengan alat dipersilakan selama alat bersih semua bagiannya.
- Simpan ASI perah dalam b otol kaca
- Simpan ASI perah sesuai petunjuk penyimpanan setelah diberi label tanggal dan hari perah.
- Upayakan disimpan di lemari pendingin khusus ASI
Bagi penerima ASI donor yang mesti dilakukan jika akan menggunakan ASI donor adalah:
- ASI perah yang diterima dilakukan pencairan seperti biasa. Jika beku maka biarkan dalam kulkas bawah agar cair seluruhnya. Jika diperlukan segera, maka aliri botol dengan air kran
- Setelah ASI mencair, lakukan pasteurisasi mandiri dimana botol ASI direndam hingga batas ASI dalam wadah panci hingga air rendaman mendidih, matikan segera setelah air rendaman mendidih, dan angkat botol dari dalam panci tunggu hingga turun suhunya sebelum disajikan.